Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Wortel, Telur dan Kopi


Seorang Pria yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku istrinya.
Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang istri: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb.


Pria muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan istrinyanya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putranya terus bercerita dan mengikutinya.

Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.

Di gelas pertama ia masukkan TELUR.
Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL.
Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI.


Motivasi "Sepatu Dahlan"

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS

Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR


Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.

Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata

Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan

Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit

Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam.., maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

KumpuLan kapas-kapas yang tersebar (Andrie Wongso)


Dikisahkan ada seorang pedagang yang kaya raya dan berpengaruh di kalangan masyarakat. Kegiatannya Berdagang mengharuskan dia sring keluar kota. Suatu saat, karena pergaulan yang salah, dia mulai berjudi dan bertaruh.
Mula-mula kecil-kecilan. tetapi, karena tidak dapat menahan nafsu untuk menang dan ingin mengembalikan kekalahannya, si pedagang semakin gelap mata. Akhirnya, uang hasil jerih payahnya selama ini banyak terkuras di meja judi.
Istri dan anak-anaknya terlantar dan mereka jatuh miskin.

Orang lain tidak ada yg tahu tentang kebiasaan berjudi itu. maka, untuk menutupi aib tersebut, dia mulai menyebar fitnah.
Ia mengatakan bahwa kebangkrutannya karena orang kepercayaannya, yaitu sahabatnya, menghianati dia dan menggelapkan banyak uangnya.

Kabar itu semakin hari semakin menyebar, sehingga sahabat yg setia itu jatuh sakit. Ia menjadi sangat kurus, seperti tulang berbalut kulit saja. Mereka sekeluarga sangat menderita. Sebab, mereka dipandang penuh kecurigaan oleh masyarakat disekitarnya, dan bahkan, akhirnya dikucilkan oleh pergaulan.

Cinta Sejati Umar bin Khattab ra.


Pada suatu hari Umar bin Khattab bertanya pada gurunya : “Apakah cinta sejati itu?”

Guru menjawab : “Brjalanlah lurus di taman bunga yang luas, petiklah 1 bunga yang terindah menurutmu, dan jangan pernah berbalik ke belakang!”

Kemudian umar melaksanakannya dan kembali dengan tangan hampa.

Guru bertanya: “Mana bunganya?”

Umar menjawab: “Aku tidak bisa mendapatkannya. Sebenarnya aku telah menemukannya, tapi aku berfikir, di depan ada yang LEBIH bagus lagi. Ketika aku telah sampai di ujung taman, aku baru sadar bahwa yang aku temui pertama tadi itulah yang terbaik, tapi aku tidak bisa kembali lagi ke belakang.”

Guru berkata : “Seperti itulah cinta sejati. Semakin kau mencari yang terbaik maka kau tak kan pernah menemukannya. Jangan pernah sia-siakan cinta yang pernah tumbuh di hatimu. Karena waktu TAK AKAN pernah kembali.”

Waktu itu Gratis, Tapi sangat Berharga


" Waktu itu Gratis, tapi sangat berharga. Anda tidak dapat memiliki, tapi dapat memanfaatkannya.
Anda tidak dapat menyimpan, tapi dapat menghabiskannya. Sekali kehilangan, Anda tidak akan bisa mendapatkannya kembali."

" Sebuah impian hanyalah sebuah impian. Sebuah tujuan adalah sebuah impian yang disertai rencana dan batasan waktu. "

KELUARGA = FAMILY


Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. “Oh, maafkansaya” adalah reaksi saya.
Ia berkata, “Maafkan saya juga,  Saya tidak melihat Anda.”

Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan.
Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.
Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.

Pada hari itujuga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. “Minggir,” kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.

Ketika saya berbaring di tempat tidur, seolah dengan halus Tuhan berbicara padaku, “Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu.”

Ayah, maafkan Dita


Sepasang suami istri (seperti pasangan lain di kota2 besar meninggalkan anak2 diasuh pembantu rumah tangga sewaktu bekerja).
Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Ia sendirian di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.

Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya...karena mobil itu berwarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikuti imajinasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Cinta & Pernikahan


Suatu hari, Plato bertanya kepada gurunya, Socrates, tentang cinta dan perkimpoian…
berikut dialog mereka :

“Guru, terangkan kepadaku tentang apa itu cinta..!”

“baiklah, sekarang kau pergi ke taman bunga di depan sana.. ambilkan untukku sebuah bunga yang paling indah untukku, dengan syarat kau tidak boleh kembali atau melihat lagi belakang.dan ingat, hanya satui kali pengambilan..begitu kembali ke sini, kau akan belajar sesuatu tentang cinta..”

Tanpa banyak tanya, Plato langsung berlari ke taman bunga di depan mereka. Dia berjalan terus ke depan, sambil mencari bunga yang paling indah. Namun, ketika dia kembali, dia..

“maaf guru, saya tidak bisa membawakanmu sekuntum bungapun”
“kenapa ?”
“ketika saya melihat sekuntum bunga yang indah, saya mengira mungkin masih ada yang lebih indah lagi di depan sana.. Hal itu terjadi di sepanjang perjalanan, hingga sampai di akhir taman saya sadar saya belum menemukan bunga yang paling indah itu.Saya tidak bisa kembali lagi, karena engkau melarangnya…”

“seperti itu lah cinta, plato”


Love u Mom


"Rosa, bangun.. Sarapanmu udah mama siapin di meja."
Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat tapi kebiasaan mama tak pernah berubah.
"Mama sayang. ga usah repot-repot ma, aku sudah dewasa." pintaku pada mama pada suatu pagi. Wajah tua itu
langsung berubah.

Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya,
ingin kubalas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari sebuah artikel yang kubaca.. 
orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak.
tapi entahlah.. 
Niatku ingin membahagiakan malah membuat mama sedih.

Kisah Cinta Seorang Anak


Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa.

TENTANG CINTA


Saat kita bertemu dengan seseorang yang sempurna, yang kita cintai di saat yang tepat, di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat.
Itu adalah kesempatan.

Saat kamu bertemu seseorang yang membuatmu tertarik. Itu bukan pilihan.
Itu adalah kesempatan.

Selalu bersama/bertemu dalam suatu waktu (dan banyak pasangan yang jadian karena hal ini) bukanlah suatu pilihan.
Itu adalah kesempatan .

Perbedaannya adalah setelah semuanya itu terjadi.

Kapan kau akan membawa rasa cinta, suka, ketertarikan tersebut naik ke tingkat selanjutnya?

Ketika kemudian akal sehat kita kembali bermain, kita akan duduk dan menimbang kembali apakah kau ingin melanjutkan
hubungan tersebut atau melepaskannya.

Membeli Waktu


Seorang pria terlambat pulang dari kantor, dalam keadaan lelah dan penat, saat menemukan anak lelakinya yang berumur 5 tahun menyambutnya di depan pintu.

“Ayah, boleh aku tanyakan satu hal?"
"Tentu, ada apa?"
“Ayah, berapa rupiah yang ayah peroleh dari kerja Ayah tiap jamnya?"
“Itu bukan urusanmu. Mengapa kau tanyakan soal itu?" kata si lelaki dengan marah.
"Saya Cuma mau tahu. Tolong, beritahu saya, berapa rupiah Ayah peroleh dalam satu jam?" si kecil memohon.
“Baiklah, kalau kau tetap ingin mengetahuinya, Ayah mendapatkan Rp 20 ribu tiap jamnya"
sahut si kecil, dengan kepala menunduk. Tak lama kemudian ia mendongakkan kepala, dan berkata pada ayahnya, “Yah, boleh aku pinjam uang Rp 10 ribu rupiah?
Si Ayah tambah marah, “Kalau kamu tanya-tanya soal itu hanya supaya dapat meminjam uang ayah agar dapat jajan sembarangan atau membeli mainan, pergi sana ke kamarmu, dan tidur.

Tetap Berharga !


Suatu hari seorang pembicara terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik. Sambil memegang uang pecahan Rp.100.000,00, ia bertanya kepada hadirin, "Siapa yang mau uang ini?" Tampak banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat.

"Saya akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian, tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini."

Ia berdiri mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat2. Lalu bertanya lagi,"Siapa yang masih mau uang ini?" Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.

Penantian Sang Ayah


Tersebutlah seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.

Benar saja, di sebuah tikungan, sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah. Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.

Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat ‘hangat’ tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang terbakar hebat.

Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya.

PELACUR TUA & LELAKI SOLEH


SEBUAH CERITA TAUSIAH BERMANFAAT UNTUK MENJADI RENUNGAN BAGI KITA SEMUA

Di satu kampung terpencil, ada seorang lelaki soleh yang sangat disegani & dihormati... Bukan saja beliau taat mengerjakan perintah agama, beliau juga mempunyai rupa yg tampan


Satu hari, ketika beliau berjalan menuju ke masjid... segumpal awan telah mengikuti & memberikannya perlindungan dari sinaran teriknya matahari...

Dalam perjalanan, seorang pelacur tua yang Bodoh, tapi masih berpakaian seksi telah memandang beliau dari jauh...

Dengan tergesa-gesa, pelacur tua itu menghampiri lelaki soleh itu...

Dengan nada yang amat marah, lelaki soleh tadi telah membentak & mengusir pelacur tua itu..

pohon apel dan seorang anak


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.

Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon
apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.

"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu.

"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... 
tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang.

Impian yang salah...


Seekor induk ayam tampak sibuk dengan kelahiran tiga ekor anaknya yang baru saja menetas. Seperti komandan barisan, ia memimpin ketiga anaknya mencari makan di sekitar kandang. Kemana ia pergi dan bertingkah, seperti itu pula anak-anaknya mengikuti.

Suatu kali, induk ayam ini menginginkan hal lain bagi anak-anaknya. Ia ingin ketiga anaknya kelak menjadi ayam istimewa, bukan ayam kebanyakan. Ia ingin anaknya bisa belajar terbang seperti burung, berlari kencang seperti kuda, dan mahir berenang seperti ikan.

Sang induk ayam pun mengajak anak-anaknya mengunjungi burung bangau. “Hei bangau sahabatku! Bisakah kau ajari salah satu anakku bagaimana terbang?”

Walau agak keheranan, sang bangau menuruti permintaan induk ayam untuk mengajari seekor anak ayam terbang. Sang bangau mengajak anak ayam itu menaiki sebuah bukit. Dan setelah mengajari bagaimana mengepakkan sayap, sang bangau ‘mendorong’ sang anak ayam untuk lompat dari atas bukit. Ia berharap, sang anak ayam bisa terbang, sebagaimana ia diajari induknya ketika masih kecil.

Ternyata, bukan terbang yang bisa dilakukan sang anak ayam.

Thomas Alva Edison

Banyak Kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

Albert Einstein


Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri.
Misteri adalah sumber seni sejati dan semua ilmu pengetahuan