KumpuLan kapas-kapas yang tersebar (Andrie Wongso)


Dikisahkan ada seorang pedagang yang kaya raya dan berpengaruh di kalangan masyarakat. Kegiatannya Berdagang mengharuskan dia sring keluar kota. Suatu saat, karena pergaulan yang salah, dia mulai berjudi dan bertaruh.
Mula-mula kecil-kecilan. tetapi, karena tidak dapat menahan nafsu untuk menang dan ingin mengembalikan kekalahannya, si pedagang semakin gelap mata. Akhirnya, uang hasil jerih payahnya selama ini banyak terkuras di meja judi.
Istri dan anak-anaknya terlantar dan mereka jatuh miskin.

Orang lain tidak ada yg tahu tentang kebiasaan berjudi itu. maka, untuk menutupi aib tersebut, dia mulai menyebar fitnah.
Ia mengatakan bahwa kebangkrutannya karena orang kepercayaannya, yaitu sahabatnya, menghianati dia dan menggelapkan banyak uangnya.

Kabar itu semakin hari semakin menyebar, sehingga sahabat yg setia itu jatuh sakit. Ia menjadi sangat kurus, seperti tulang berbalut kulit saja. Mereka sekeluarga sangat menderita. Sebab, mereka dipandang penuh kecurigaan oleh masyarakat disekitarnya, dan bahkan, akhirnya dikucilkan oleh pergaulan.

Si pedagang tidak pernah mengira, dampak perbuatannya demikina buruk. Dia bergegas datang menengok sekaligus memohon maap kepada si sahabat.
" Sobat. aku maku mengaku salah..!, Tidak seharusnya aku menimpalkan perbuatan burukku dengan menyebar fitnah kepadamu. Sungguh, aku menyesal dan minta maap. apakah ada yang bisa aku kerjakan untuk menebus kesalahan yang telah kuperbuat..? "

Dengan kondisi yang semakin lemah, si sahabat berkata,
" Ada Dua Permintaanku. Pertama, Tolong ambilah bantal dan bawalah ke atap rumah. Sesampainya disana, ambillah kapas dari dalam bantal dan sebarkan keluar sedikit demi sedikit. "

Walaupun tidak mengerti apa arti permintaan yang aneh itu, demi menebus dosa, si pedagang segera melaksanakan permintaan tersebut. Setelah kapas habis tersebar, dia kembali menemui laki-laki yang sekarat tersebut.

" Permintaanmu telah aku lakukan. apa permintaanmu yang kedua..? "

" Sekarang, kumpulkan kapas-kapas yang telah kau sebarkan tadi," kata si sahabat dengan suara ynag semakin lemah. Si Pedagang terdiam sejenak dan menjawab dengan sedih,

" Maap sobat, aku tidak sanggup mengabulkan permintaanmu ini, Kapas-kapas itu telah menyebar kemana-mana, tidak mungkin bisa dikumpulkan lagi. "

Dengan sisa tenaganya, si sahabat menjawab,
" Begitu juga dengan berita bohong yang telah kau sebarkan. Berita itu takkan berakhir hanya dengan permintaan maap dan penyesalan saja. "

Si pedangang tertegun mendengar penuturan sahabatnya itu.
" Aku tahu, engkau sungguh-sungguh sahabat sejatiku. Walaupun aku telah berbuat salah yang begitu besar tetapi engkau tetap mau memberi pelajaran yang sangat berharga bagi diriku. aku bersumpah, akan berusaha semampuku untuk memperbaiki kerusakan yang telah kuperbuat. Sekali lagi maafkan aku, sobat dan terima kasih atas pelajaranmu. "

Dengan suara terbata-bata dan hening air mata, dipeluklah sahabatnya.

0 komentar:

Posting Komentar